Pupuk Hijau
Yang dinamakan pupuk hijau sebenarnya adalah segala macam tumbuh-tumbuhan yang dibenamkan kedalam tanah untuk dipergunakan sebagai pupuk organik. Jenis tanaman yang dipergunakan sebagai pupuk organik itu, pada dasarnya harus mempunyai perbandingan C/N yang rendah, sehingga bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam tanah dapat lekas terurai dan bermanfaat bagi tanaman. Karena bagian-bagian tanaman yang masih muda dan belum berkayu pada umumnya mempunyai C/N Ratio yang rendah . Maka pada azasnya tiap-tiap jenis tanaman, jika masih muda dapat dipergunakan untuk keperluan pupuk hijau.
Meskipun demikian maka diantara jenis-jenis tanaman yang sampai sekarang dikenal oleh manusia, jenis leguminosae-lah yang mempunyai tempat istimewa. Dalam waktu yang pendek jenis tersebut dapat menghasilkan bahan-bahan organik yang lebih besar jumlahnya dari pada jenis-jenis tanaman lainnya. Jenis tanaman legum memiliki daya yang lebih besar untuk menyerap zat makanan dari tanah, sehingga dalam tubuhnya, tanaman itu mengandung lebih banyak fosfor, kalium, calcium dan juga unsur-unsur mikro. Jadi apabila sisa tanaman di benamkan di dalam tanah dapat menambah unsur fosfat yang berguna dan unsur-unsur mikro ketanaman berikutnya. Hal ini disebabkan oleh pengurangan pH dari tanah, oleh karbondioksida yang dihasilkan dalam proses perombakan (dekomposisi). Disamping itu jenis-jenis legumninosae dapat bekerja sama dengan bakteri Rhizobium dalam mengikat Nitrogen bebas di udara.
Terutama untuk tanaman berusia pendek, maka leguminosae berfungsi sebagai sumber humus dan sumber nitrogen, selain itu pemupukan dengan leguminosae dapat memberi manfaat seandainya ketersediaan humus dan nitrogen di dalam tanah rendah seperti pada tanah laterit, tanah margin dan tanah berpasir.
Berikut contoh-contoh pupuk hijau Calopogium mucunoides , Crotalaria , Dolichos , Mimosa , Phaseolus , Eupatorium pallescens , Canavalia , Centrosema plumieri , Centrosema pubuscens , Sebania , Thephrosia vogelii dan Pueraria .
Sumber : BIOLOGISCHE CULTUURMETHODE. Ir. Anwarman Lubis dan Ir. R. Sudarsono Hadisaputro. 1955. Pusat Djawatan Pertanian Rakjat. Jakarta
Dikutip oleh apri
Meskipun demikian maka diantara jenis-jenis tanaman yang sampai sekarang dikenal oleh manusia, jenis leguminosae-lah yang mempunyai tempat istimewa. Dalam waktu yang pendek jenis tersebut dapat menghasilkan bahan-bahan organik yang lebih besar jumlahnya dari pada jenis-jenis tanaman lainnya. Jenis tanaman legum memiliki daya yang lebih besar untuk menyerap zat makanan dari tanah, sehingga dalam tubuhnya, tanaman itu mengandung lebih banyak fosfor, kalium, calcium dan juga unsur-unsur mikro. Jadi apabila sisa tanaman di benamkan di dalam tanah dapat menambah unsur fosfat yang berguna dan unsur-unsur mikro ketanaman berikutnya. Hal ini disebabkan oleh pengurangan pH dari tanah, oleh karbondioksida yang dihasilkan dalam proses perombakan (dekomposisi). Disamping itu jenis-jenis legumninosae dapat bekerja sama dengan bakteri Rhizobium dalam mengikat Nitrogen bebas di udara.
Terutama untuk tanaman berusia pendek, maka leguminosae berfungsi sebagai sumber humus dan sumber nitrogen, selain itu pemupukan dengan leguminosae dapat memberi manfaat seandainya ketersediaan humus dan nitrogen di dalam tanah rendah seperti pada tanah laterit, tanah margin dan tanah berpasir.
Berikut contoh-contoh pupuk hijau Calopogium mucunoides , Crotalaria , Dolichos , Mimosa , Phaseolus , Eupatorium pallescens , Canavalia , Centrosema plumieri , Centrosema pubuscens , Sebania , Thephrosia vogelii dan Pueraria .
Sumber : BIOLOGISCHE CULTUURMETHODE. Ir. Anwarman Lubis dan Ir. R. Sudarsono Hadisaputro. 1955. Pusat Djawatan Pertanian Rakjat. Jakarta
Dikutip oleh apri
Comments
Post a Comment