Dasar-Dasar Kualitas Tanah
Kualitas tanah adalah kemampuan tanah untuk melakukan fungsi yang penting bagi manusia dan lingkungan. Kualitas tanah tidak terbatas pada tanah pertanian, walaupun sebagian besar kualitas tanah telah dilakukan dalam sistem pertanian. Definisi kualitas tanah menekankan beberapa fitur, seperti:
a. Manajemen mempengaruhi sifat tanah: Penilaian kualitas tanah berfokus pada sifat dinamis, atau dipengaruhi manajemen, sifat tanah, seperti status nutrisi, salinitas, dan kapasitas penahanan air. Sifat-sifat ini dinilai dalam konteks kemampuan inheren suatu tanah tertentu.
b. Layanan esensial yang disediakan oleh tanah: Tanah mendukung pertumbuhan tanaman, mendaur ulang bahan mati, mengatur dan menyaring aliran air, mendukung bangunan dan jalan, dan menyediakan habitat bagi banyak tanaman dan hewan. Bergantung pada penggunaan lahan, banyak fungsi ini terjadi secara bersamaan. Penilaian kualitas tanah melampaui pengukuran degradasi (erosi, pemadatan, atau kontaminasi) untuk fokus pada fungsi tanah dan proses yang menciptakannya.
c. Tanah terkadang memiliki beberapa konflik kepentingan: Fungsi tanah memberikan manfaat pribadi seperti produksi tanaman atau dukungan struktural untuk bangunan. Bersamaan, tanah yang sama dapat memberikan manfaat sosial seperti penyerapan karbon, perlindungan kualitas air, atau pelestarian produktivitas tanah untuk generasi mendatang. Mengevaluasi kualitas tanah mengharuskan kita mengidentifikasi dan memprioritaskan manfaat ini dan memperhatikan interaksi dan pengorbanan di antara mereka.
d. Resistensi dan ketahanan terhadap gangguan sebagai karakteristik tanah yang sehat: Kemampuan untuk terus memberikan layanan penting dalam menghadapi gangguan, baik yang alami maupun yang disebabkan oleh manusia, sangat penting untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas tanah dari waktu ke waktu. Tanah tidak dianggap "sehat" jika dikelola untuk produktivitas jangka pendek dengan mengorbankan degradasi di masa depan (Doran et al., 1994).
Doran, J.W., D.C. Coleman, D.F. Bezdicek, and B.A. Stewart. 1994. Defining Soil Quality for a Sustainable Environment. SSSA Spec. Publ. No. 35, Soil Sci. Soc. Am., Inc. and Am. Soc. Agron., Inc., Madison, WI.
apri
b. Layanan esensial yang disediakan oleh tanah: Tanah mendukung pertumbuhan tanaman, mendaur ulang bahan mati, mengatur dan menyaring aliran air, mendukung bangunan dan jalan, dan menyediakan habitat bagi banyak tanaman dan hewan. Bergantung pada penggunaan lahan, banyak fungsi ini terjadi secara bersamaan. Penilaian kualitas tanah melampaui pengukuran degradasi (erosi, pemadatan, atau kontaminasi) untuk fokus pada fungsi tanah dan proses yang menciptakannya.
c. Tanah terkadang memiliki beberapa konflik kepentingan: Fungsi tanah memberikan manfaat pribadi seperti produksi tanaman atau dukungan struktural untuk bangunan. Bersamaan, tanah yang sama dapat memberikan manfaat sosial seperti penyerapan karbon, perlindungan kualitas air, atau pelestarian produktivitas tanah untuk generasi mendatang. Mengevaluasi kualitas tanah mengharuskan kita mengidentifikasi dan memprioritaskan manfaat ini dan memperhatikan interaksi dan pengorbanan di antara mereka.
d. Resistensi dan ketahanan terhadap gangguan sebagai karakteristik tanah yang sehat: Kemampuan untuk terus memberikan layanan penting dalam menghadapi gangguan, baik yang alami maupun yang disebabkan oleh manusia, sangat penting untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas tanah dari waktu ke waktu. Tanah tidak dianggap "sehat" jika dikelola untuk produktivitas jangka pendek dengan mengorbankan degradasi di masa depan (Doran et al., 1994).
Doran, J.W., D.C. Coleman, D.F. Bezdicek, and B.A. Stewart. 1994. Defining Soil Quality for a Sustainable Environment. SSSA Spec. Publ. No. 35, Soil Sci. Soc. Am., Inc. and Am. Soc. Agron., Inc., Madison, WI.
apri
Comments
Post a Comment